Tertulis untuk Pangeran Surgaku
Kenapa judulnya “Tertulis” bukan “Ditulis”? Karena entah kenapa, tiba-tiba saja kalimat demi kalimat indah melintas di benak saya berulang-ulang. Seperti sebuah ketidak sengajaan, tapi saya percaya tidak ada sesuatu yang kebetulan. Ya, memang belakangan ini ada beberapa kejadian. Tapi ya anggaplah saya sebetulnya sedang tidak ada niatan membuat postingan, kemudian tiba-tiba ada energi yang sangat kuat, hadir dalam diri saya, yang entah kenapa membuat saya ingin menumpahkannya sebagai sebuah persembahan.. untuk Pangeran Surgaku, di masa depan
___________________________________________________________________________________________________
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Aku tidak tahu siapa dirimu, kapan kita dipertemukan, dan dengan cara apa pertemuan itu bisa terjadi. Tapi ketahuilah.. aku akan menantikannya dengan sabar. Tidak terburu-buru, atau berlama-lama, sesuai dengan yang Allah tetapkan.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Mungkin kita terlahir pada jarak yang tidak dekat dan dalam waktu yang berbeda. Tapi tentu tidak menjadi masalah, sebab Allah memiliki cara terindah yang tidak bisa ditebak, untuk mempertemukan kita. Atau mungkin, jarak kita sebetulnya dekat, dan sudah berulangkali bertemu, namun skenario-Nya baru sampai kesitu. Tidak masalah.. sebab ketika Allah sudah ridho, tak sulit bagi-Nya menghadirkan berbagai keajaiban, untuk mempersatukan. Aku akan menantimu dalam taat, tidak berharap dipercepat, sebab aku percaya waktu yang tepat, akan mengindahkan dunia juga akhirat.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Bagaimanapun kondisimu ketika kelak kita dipertemukan dalam perjalanan menuju penghalalan, insyaAllah aku akan menerimamu dalam ketaatan hanya mengharap ridho Allah SWT. Sebab bila kita memang sudah ditakdirkan berjodoh oleh Allah, maka siapa bisa menghentikannya. Aku akan dengan ikhlas menjalankan segala prosesnya, dalam bagaimanapun kondisimu, statusmu, asalkan melalui jalan yang Allah sukai, bukan melalui khalwat yang tidak dibenarkan syariat.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Dalam visualisasiku.. engkau adalah seorang yang sangat visioner. Mimpi-mimpimu besar, harapanmu juga luas. Namun di balik itu, sebetulnya engkau adalah pribadi manja yang sangat mudah rapuh. Maka kehadiranku sangatlah engkau butuhkan, sebagai penguat dalam setiap kegelisahanmu. Barangkali sekarang engkau sedang dalam kondisi yang menyulitkanmu untuk bergerak maju dan melesat, entah karena apapun itu. Maka dengan senang hati, akan kusiapkan telingaku untuk mendengar keluhanmu, bahuku untuk menjadi sandaranmu, dan lenganku untuk mendekapmu. Dan izinkan Allah mengalirkan kenyamanan dan kekuatan untukmu melalui hal tersebut.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Jika nanti engkau terduduk di meja kerjamu hingga larut malam.. izinkanlah aku untuk menghampirimu, menghadiahi lelahmu dengan dekapan hangat dari belakang, kemudian duduk di sampingmu. Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya ingin menemanimu. Aku akan dengan senang hati menjadi teman diskusimu yang cerdas. Membantu meretas setiap kalutmu, mengurainya hingga jelas.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Berbagai macam buku kau beli dan kau tata dengan rapi. Meskipun aku tahu buku-buku itu tidak semua kau baca hingga tuntas, tidak mengapa.. itu saja sudah menjadi bukti bahwa engkau adalah seorang pembelajar. Kau juga senang berpergian, baik itu karena tuntutan profesimu, ataupun karena memang ingin sekedar berjalan-jalan. Maka izinkan aku untuk menjadi asisten pribadimu. Aku tahu kau sangat membutuhkan dukungan besar dalam karirmu, maka gunakanlah keberadaanku, sebagai tabungan semangatmu.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Bila kelak engkau sulit merealisasikan visi besar dan mimpi-mimpimu yang sangat luar biasa itu sendirian.. maka izinkan aku membantumu menyusun langkah demi langkah, untuk mengubahnya menjadi kenyataan. Tapi ketahuilah.. mimpi-mimpiku juga besar. Maka bantulah aku juga, dalam menggapainya. Aku berharap.. kehadiranku dalam hidupmu kelak, akan memberimu energi sangat besar, untuk melesat. Begitu pun dengan kehadiranmu dalam hidupku, menghadirkan energi luar biasa, dan aku pun melesat. Atas izin Allah, kita akan tumbuh bersama.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Namamu adalah rahasia Allah. Tapi aku tak khawatirkan siapapun itu.. sebab tiada keraguan sedikitpun atas apa-apa yang telah menjadi pilihan Allah. Pastilah yang terbaik, sesuai yang aku butuhkan. Maka aku tak akan sibuk mencari-cari, melainkan sibuk memantaskan diri. Bukan di hadapanmu, melainkan di hadapan-Nya.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Dalam visualisasiku.. kita ini seperti cermin. Sifat, sudut pandang, pola pikir, hingga mimpi-mimpi kita.. satu nafas. Terbayang bila kita dipersatukan oleh-Nya, ini akan menjadi sinergi yang baik untuk membangun peradaban hebat. InsyaAllah. Sungguh aku akan menjaga baik diriku sebelum bertemu denganmu. Tak akan kuserahkan diriku, pada siapapun yang belum halal bagiku, agar diriku menjadi persembahan yang terbaik, hanya untukmu, Pangeran Surgaku.
Wahai Pangeran Surgaku ku di masa depan..
Semoga Allah hanya mempertemukan kita, dalam ikatan suci yang bernama pernikahan, karena aku tak akan sanggup jika bertemu dirimu dalam perjumpaan lain, yang dilegalkan sebelum pernikahan. Bila kelak sebelum halal ada perilaku antara kita yang melanggar syariatnya, aku harap akan ada orang-orang pilihan Allah yang mengingatkan sebab sayang. Semoga kesabaran dan ketaatan kita berbuah manis, tepat pada waktu yang Allah ridhoi.
Wahai Pangeran Surgaku di masa depan..
Dalam visualisasiku, bersatunya kita dalam kehalalan, akan menjadi pijakan kuat kita untuk melesat, menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat, dan maslahat, bagi umat. Maka kehidupan kita, menjadi ladang kita menabung amal sebanyak-banyaknya, yang insyaAllah akan bersaksi di hari akhir. Semoga takdir Allah atas pertemuan kita kelak, menjadi karunia yang mengantarkan kita, kepada Surga-Nya. Aamiin.
Tertanda,
Bidadari Surgamu, di masa depan..
Belum ada Komentar untuk "Tertulis untuk Pangeran Surgaku"
Posting Komentar