Tentang Febrianti Almeera



Halo assalamu’alaikum. Selamat datang di rumah virtual saya.

Perkenalkan, nama saya Febrianti Almeera. Seorang pembelajar yang sangat menyukai dunia pengembangan diri, baik tentang diri sendiri maupun tentang  diri orang lain. Ah, bukankah hidup ini memang tentang diri yang (seharusnya) terus berkembang kan.

Saya alumni dari  Universitas Pendidikan Indonesia dengan gelar Sarjana Ekonomi, yang kini beraktualisasi di wilayah yang tidak ada hubungannya dengan keilmuan ekonomi, melainkan ilmu sumber daya manusia.

Di masa lampau, tepatnya sejak usia belasan tahun, berbagai profesi pernah saya jalani, diantaranya menjadi penyanyi cafe, dancer, penyiar radio di OZ Radio dan Ardan Group, marketing perusahaan clothing bernama Cosmic di kota Bandung, hingga mencicipi rasanya menjadi pebisnis di bidang kuliner.

Memasuki tahun 2010, semuanya mengalami perubahan. Salah satunya melalui rumah virtual ini, beberapa orang mulai mengenal saya sebagai pencetus sebuah istilah: muslimah hijrah. Pernah dengar?

Muslimah hijrah adalah sebutan bagi para perempuan yang tidak terlahir langsung taat, namun menempuh jalan kehidupan yang berliku penuh pencarian, hingga terhenti pada satu titik kesadaran.. bahwa kehidupan ini sejatinya hanyalah sebuah tempat persinggahan untuk memupuk bekal pulang, menuju tempat yang abadi. Itulah titik perubahan,  titik balik, titik hijrah.

Berhijrah, berproses. Mengubah kebiasaan hura-hura menjadi takwa. Mengubah perilaku maksiat menjadi taat. Mengubah orientasi dunia menjadi dunia juga akhirat. Berproses perlahan, dimulai dari perubahan pola pikir terlebih dahulu, baru kemudian pola sikap dan pola tindak. Tanpa paksaan, pun bukan hasil tuntutan, melainkan karena kesadaran.

Muslimah hijrah, itulah saya. Saya yang pernah kehilangan arah, pernah berada di ‘kegelapan’, hingga nyaris putus asa sebab tak kunjung menemukan cahaya. Tapi nyatanya kesempatan itu selalu ada bagi yang meyakininya. Saya, bahkan hingga saat ini, masih terus berproses. Mohon doanya ya.

GM PNGSebagai wujud syukur saya atas kesempatan berbenah diri menjadi pribadi yang jauh lebih baik, di pertengahan tahun 2012, saya menginisiasi sebuah komunitas bernama Great Muslimah, wadah pengembangan diri bagi para muslimah hijrah. Komunitas ini mengusung tagline “Syar’i Berprestasi Menginspirasi”, menyeimbangkan tiga fokus kehidupan yaitu: Allah, diri sendiri, dan orang lain.

Sejujurnya, selain wujud syukur, komunitas Great Muslimah juga diinisiasi atas dasar kebutuhan saya sendiri untuk mendapatkan lingkungan yang satu frekuensi.  Pikir saya saat itu, apabila kelak komunitas ini dihuni oleh para muslimah hijrah, maka jelaslah lingkungan yang akan terbentuk kelak adalah lingkungan para perempuan dengan masa lalu beragam yang senantiasa berproses berbenah, sehingga bisa saling mendukung, mengingatkan, menguatkan, juga menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Alhamdulillah, ia mewujud nyata.

IMG_5661

Saat ini, beberapa sahabat mengenal saya sebagai seorang public speaker, meski sejujurnya, saya sendiri jauh lebih nyaman dikenal sebagai seorang penulis. Sepertinya sih kenyataan “jauh lebih banyak ngomong dibanding nulis” lah yang membuat banyak orang menarik kesimpulan demikian. Hehehe.

Padahal sebenarnya.. saya mendalami dunia menulis terlebih dahulu, jauh sebelum dunia professional lainnya. Entahlah, saya merasa Allah menganugerahi  sebuah kepekaan sangat tajam pada diri saya, yang memampukan saya untuk mengkoneksikan suatu kejadian, baik ataupun buruk, dengan hikmah dibalik hadirnya kejadian tersebut. Dan menariknya, cara saya merekam hikmah tersebut adalah dengan menuliskannya. Ya, proses menulis saya seperti memotret. Ia mengabadikan sesuatu yang tak dapat terulang. Bedanya, apabila foto tak dapat merekam rasa, sedangkan tulisan.. bisa. Mengalirkan segala emosi yang meluap-luap saat mendapati suatu kejadian ke dalam tulisan akan merekam emosi tersebut secara abadi, dan itulah yang membuat pembaca seakan bisa merasakan hal yang sama dengan penulisnya, hanya dengan cara membacanya. Transfer energi. Sungguh ajaib. Dan saya sangat menyukainya. Saya menamai proses tersebut sebagai Menulis dengan Hati.

BAGMLahirnya karya pertama saya dalam bentuk buku berjudul Be a Great Muslimah dengan genre  pengembangan diri lah yang menjadi awal mula saya nyelup di dunia pembicara. Konon, ulasan media massa banyak yang menyatakan bahwa buku ini merupakan sebuah gebrakan yang membuka mata banyak pihak bahwa muslimah nyeleneh (baca: enerjik dan kreatif) seperti saya itu ada, hehe. Dan ulasan itulah yang menjadikan saya harus berkeliling Indonesia untuk melakukan bedah buku. Melalui tagline “Syar’i Berprestasi Menginspirasi”, saya menuangkan semangat untuk menjadi seseorang yang seimbang antara hubungan dengan Allah, dengan diri sendiri, dan dengan orang lain. Tidak pincang, karena ketiganya adalah sarana untuk ibadah. Oh ya, label Song Book di bagian kanan atas cover buku ini adalah tanda bahwa isi buku ini juga dirangkum ke dalam 4 lagu positif yang saya nyanyikan sendiri, diantaranya berjudul Setelah Aku Bertaubat, Jalan Hijrahku, Pangeran Surga, dan Great Muslimah, yang merupakan karya sahabat saya Bayu Adhitya. Perpaduan bacaan dan musik ini membuat pesan saya tersampaikan dengan sangat efektif. Sebagian besar pembaca sepakat menjadikan buku Be a Great Muslimah sebagai buku favorit diantara deretan buku pengembangan diri lainnya. Alhamdulillah.

JH2Selang 1,5 tahun, tepatnya setelah saya melalui berbagai macam bentuk validasi tak mudah dari Allah atas terjunnya saya di dunia inspirasi, lahirlah buku kedua dengan judul Jalan Hijrahku. Berbeda dengan buku pertama, buku Jalan Hijrahku ini melibatkan para muslimah hijrah lainnya. Melalui sosial media, saya mengundang orang-orang untuk mengirimkan kisah hijrahnya melalui email saya, dimana beberapa kisah yang anti mainstream akan saya cantumkan dalam buku ini. Siapa sangka, ratusan kisah mengharu biru memasuki inbox email saya dalam waktu sangat singkat. Masih terekam jelas dalam ingatan, 1 Januari 2014, ketika langit dini hari memancarkan warna warni cahaya kembang api, saya meneteskan air mata berkali-kali, membaca satu per satu kisah yang masuk, dan ‘bercermin diri’ karena banyak yang saya banget. Menampar. Hingga akhirnya terpilihlah 13 kisah muslimah hijrah anti maintream dan ekstrim yang kemudian saya cantumkan dalam buku Jalan Hijrahku ini, beserta pemaparan makna hijrah hakiki sebagai penguat alasan bagi para pembaca untuk memulai langkah perubahannya, atau sebagai penguat keistiqomahan bagi yang sedang melangkah menjalankannya. Semoga.

MDH“Ada rasa di atas kata” merupakan sebuah frasa sederhana yang mudah-mudahan terpancar dari setiap karya yang saya hasilkan. Frasa ini juga yang mendorong munculnya gairah saya untuk mendirikan sebuah kelas pelatihan menulis dengan nama Menulis Dengan Hati, dimana tujuan utama kelas menulis ini bukan untuk mencetak para penulis, melainkan untuk menjadikan orang-orang lega, karena mampu menuangkan emosinya ke dalam deretan kata. Menulis untuk meminimalisir menumpuknya sampah emosi terpendam, yang mungkin tak kuasa disalurkan dalam lisan maupun perbuatan. Alhamdulillah saat tulisan ini dibaca, kelas Menulis Dengan Hati sudah berlangsung 4 batch di kota Bandung.

Bagi Anda yang senang berinteraksi di media sosial, mari berteman melalui Facebook di page Febrianti Almeera, atau follow akun Twitter saya di akun @pewski.

Apabila saat berkunjung di tulisan-tulisan saya ternyata menemukan satu dan lain hal yang memerlukan perbaikan, mohon jangan sungkan untuk menyampaikannya melalui kolom Komentar, agar menjaga segala yang tertuang tetap dapat membawa manfaat.

Terimakasih, salam kenal. Wassalamu’alaikum..




Belum ada Komentar untuk "Tentang Febrianti Almeera"

Posting Komentar